Perkembangan penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2013 – 2017 meskipun secara absolut terlihat meningkat, namun secara persentase menunjukkan kecenderungan penurunan. Pada akhir-akhir periode tersebut angka kemiskinan terlihat berfluktuasi. Tahun 2013 pada bulan Maret jumlah penduduk miskin 406,97 ribu jiwa (14,67 persen), bulan September 2013 sebanyak 400,41 ribu jiwa (14,32 persen), bulan Maret 2014 sebanyak 392,65 ribu jiwa (13,93 persen), bulan September 2014 sebanyak 387,06 ribu jiwa (13,61 persen), bulan Maret 2015 sebanyak 421,63 ribu jiwa (14,66 persen), bulan September 2015 sebanyak 406,34 ribu jiwa (14,07 persen), bulan Maret 2016 sebanyak 420,52 ribu jiwa (14,45 persen), bulan September 2016 sebanyak 413,15 ribu jiwa (14,09 persen), dan bulan Maret 2017 sebanyak 417,87 ribu jiwa (14,14 persen).
Selama periode September 2016 – Maret 2017, penduduk miskin di Sulawesi Tengah naik sebanyak 4,72 ribu jiwa atau naik 0,05 persen point. Pada periode tersebut jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan bertambah masing-masing sebesar 2,08 ribu jiwa dan 2,63 ribu jiwa.
Periode September 2016 – Maret 2017, Garis Kemiskinan naik sebesar 2,35 persen, yaitu dari Rp. 382.775,- per kapita per bulan pada September 2016 menjadi Rp. 391.763,- per kapita per bulan pada Maret 2017.
Periode September 2016 – Maret 2017, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan peningkatan dari 2,28 menjadi 2,55. Hal tersebut mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin membesar artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauh di bawah garis kemiskinan atau ke arah yang kurang baik.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan naik dari 0,56 pada periode September 2016 menjadi 0,72 pada periode Maret 2017. Hal tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin melebar.